Taifun Pikiran & Perjalanan
Sekumpulan pesan yang kita tidak tahu bahwa kita membutuhkannya
Ada sebuah band yang lagu-lagunya selalu saya kagumi. Saya tidak pernah bosan mendengarkan lagu mereka. Entah melodi yang merdu, alunan musik nan syahdu, atau lirik yang memiliki arti yang penuh yang menarik perhatian saya.
Barasuara adalah sebuah band yang beranggotakan 6 orang. Tidak… saya bukan fanatik, bukan juga penunggang badai (basis fans Barasuara). Saya juga tidak mengerti tentang musik sama sekali. Saya hanya mengagumi lagu-lagu yang diciptakan oleh mereka.
Berawal dari sebuah lagu yang muncul menjadi rekomendasi saat saya sedang menyetel Spotify. Biasanya, bila muncul lagu yang tidak saya kenal, saya langsung memijit tombol next. Namun, judul yang tidak biasa dan melodi yang baru sekali terdengar di kuping saya, membuat saya untuk meneruskan mendengar lagu tersebut. Menunggang Badai menjadi lagu dari Barasuara yang pertama kali saya dengar. Saya pun menjadi penasaran dan mencari tahu lagu-lagu mereka yang lain. Sejak saat itu, kedua album mereka: [1] Taifun dan [2] Pikiran & Perjalanan menjadi teman yang menemani saya di saat saya sedang kerja di kantor, atau kalo sedang rilek di kasur.
Tulisan ini tidak bertujuan apa-apa. Saya hanya ingin menuliskan kalimat-kalimat yang menurut saya sangat menarik, atau bisa jadi sangat relate dan berarti untuk saya, ketika saya mendengar bait atau lirik tersebut.
Nyala Suara
Baramu padam
Lara menyala tanpa suara
Sendu Melagu
Semua yang kau rindu
Semua menjadi abu
Bahas Bahasa
Lidah kian berlari tanpa henti
Tanpa disadari tak ada arti
Bahasamu bahas bahasanya
Lihat kau bicara dengan siapaMakna–makna dalam aksara
Makna mana yang kita bela
Hagia
Sempurna yang kau puja
Dan ayat-ayat yang kau baca
Tak kurasa berbeda
Kita bebas untuk percayaSeperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
Api dan Lentera
Memori yang dulu kau hapuskan akan berlari
Saranku kau berhenti menyiksa diri
Waktu yang akan mengobatimu
Yang kau perlu kau mendewasakan ituKita kan pulang dengan waktu yang terbuang
Dan kenangan yang berjalan bersama
Menunggang Badai
Di dalammu dendam parah bersarang
Perih mencekam, perih mencekam
Pedih bersulang, pedih bersulang
Lara bersarang, lara bersarangDalam peraduan dendammu melagu
Dalam perasaan diammu memburu
Dalam kesunyian gerammu bertalu
Dalam keraguan lantas kau berseru
Tarintih
Keras serapah dari semua yang kau tahu
“Apapun yang kan kamu cari adalah bisikanku”
Mengunci Ingatan
Pagimu yang terluka
Malammu yang menyiksa
Hal yang ingin kau lupa
Justru semakin nyata
Taifun
Semua harap yang terucap kan kembali
Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu
Kau menari dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu
Seribu Racun
Di dalam pikiran ku dikalahkan
Di dalam pikiran dipermainkan
Di dalam pikiran aku melawan
Di dalam pikiran mencari kawan
Pikiran dan Perjalanan
Mereka rencana
Tentang masa depan
Tabur harapan
Alpa kepastianBelantara masa depan
Pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukanMenari-nari walau terluka tak kau tangisi
Berdiri lagi di dalam sepi menari-nari
Guna Manusia
Mencari guna manusia
Tiap langkah rusak semua
Pancarona
Kau mulai meragu akan isi hatimu
Pancarona
Segala perubahan dan ketidakpastian
Pancarona
Tentukan Arah
Kau adu pahammu, pahamku
Kau benar, kau benar, kau benarTentukan arah
Tentukan arahmuKita teracuni, racuni
Masa Mesias Mesias
Masa, mesias mesias
Masa, mesias mesias
Guna-guna, adu domba
Devide et imperaMantra, marah di angkasa
Suci, sembunyi-sembunyi
Haluan
Menari melibas antara
Huru-hara, huru-hara
Bersulang untuk perbedaan
Satukan haluanMualan, bualan, paksaan, ancaman
Yang benar diredam, diputar haluanDeras berita, beda cerita
Membakar kita
Samara
Samara, Ani, Jiyana
Kita bisa tenggelam dan bisa padam
Atau bangkit berjalan lalu melawan
Tirai Cahaya
Membelah tiraimu
Menyalakan hati ibumu
Merekah suara
Dunia jagad semestaTertunduk, bersimpuh
Menyambut hidup
Kau mulai perjalananmuWaktu berlalu dan raga menua
Tirai ingatan kan terkoyakSendiri jalan kau tempuh
Tubuhmu bersimbah peluh
Di awan kami memandangmuMerajut menenun rasa
Merawat cinta di dada
(Tirai-tirai merajut warna)